OKU Timur, PS – UPTD Puskesmas Bunga Mayang, Kecamatan Bunga Mayang, terus memperkuat kegiatan surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP) sebagai bagian dari upaya deteksi dini polio dan penyakit lain yang menyebabkan kelumpuhan akut pada anak-anak.
Pada 17 September 2025, tim surveilans Puskesmas Bunga Mayang melaporkan temuan kasus suspek lumpuh layuh pada anak berusia 19 bulan di wilayah kerjanya.
Surveilans AFP merupakan pengawasan kesehatan untuk mengidentifikasi, melacak, dan menganalisis kasus lumpuh layuh akut pada anak di bawah usia 15 tahun.
Kegiatan ini sangat penting untuk memastikan efektivitas program imunisasi polio serta mendeteksi secara dini potensi kasus polio. AFP sendiri adalah kondisi kelemahan otot mendadak yang bisa menimbulkan kelumpuhan permanen.
PJ Surveilans Puskesmas Bunga Mayang, Puji Lestari, SKM, menjelaskan bahwa kasus suspek ini berawal dari laporan nutrisionis puskesmas dan kader kesehatan.
“Berdasarkan laporan tersebut, tim puskesmas yang terdiri dari epidemiolog, sanitarian, dan perawat segera melakukan pelacakan dan menemukan seorang anak berusia 19 bulan yang dicurigai mengalami lumpuh layuh,” ujarnya.
Setelah temuan itu, petugas melakukan pengambilan spesimen tinja untuk diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah. Hasil laboratorium ini nantinya akan menjadi dasar dokter dalam menegakkan diagnosis.
Langkah surveilans AFP mencakup deteksi dan pelaporan kasus, pengumpulan sampel tinja, penelusuran kasus lain di sekitar lokasi penderita, hingga analisis dan tindak lanjut yang tepat.
Surveilans ini bermanfaat untuk mendeteksi kasus polio, mencegah penyebaran, menekan jumlah kasus, sekaligus memantau efektivitas imunisasi polio.
Tim surveilans Puskesmas Bunga Mayang juga aktif melakukan pengamatan dan pelaporan kasus AFP di wilayah kerja, dengan dukungan kader kesehatan yang mengimbau masyarakat agar segera membawa anak dengan gejala lumpuh mendadak ke puskesmas.
Kepala Dinas Kesehatan OKU Timur, M. Ya’kub, SKM., MM., melalui Kepala Puskesmas Bunga Mayang, mengapresiasi peran aktif tim puskesmas dalam menemukan kasus suspek AFP.
“Dengan peran aktif tim puskesmas, diharapkan dapat membantu dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit polio serta penyakit lain yang menyebabkan kelumpuhan akut,” ujarnya.
Selain berkoordinasi dengan kader kesehatan, Puskesmas Bunga Mayang juga bekerja sama dengan rumah sakit dan dokter spesialis terkait untuk menangani kasus AFP.
Penemuan kasus ini menjadi langkah penting dalam upaya eradikasi polio, karena setiap kasus lumpuh layuh wajib diinvestigasi guna memastikan bukan merupakan polio. (®)
Discussion about this post