OKU Timur, PS – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur melalui Sub Bidang Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan menggelar kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Perencanaan, Profil Puskesmas, serta capaian Program 12 Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pertemuan ini berlangsung di Aula Puskesmas Pengandonan pada Selasa (23/9/2025).
Acara tersebut dihadiri Tim Perencana Dinkes OKU Timur, Kepala Puskesmas Pengandonan, Tim Perencana Puskesmas, seluruh penanggung jawab program, serta pelaksana program di lingkungan Puskesmas Pengandonan.
Perencana Ahli Muda sekaligus Sub Koordinator Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan Dinkes OKU Timur, Hj. Wastiti Handayani, SKM., MKM., menegaskan pentingnya evaluasi ini untuk memastikan target-target program tercapai.
“Jika ada program yang belum tercapai, saya berharap Kepala Puskesmas dan seluruh jajaran dapat berkreasi dan berinovasi untuk menggerakkan capaian tersebut. Target SPM terutama menyangkut pelayanan dasar kepada ibu hamil, bayi baru lahir, balita, usia produktif, lansia, serta penderita penyakit kronis dan menular. Laporan akhir akan menilai persentase hasil capaian. Jika tidak tercapai, kita dianggap tidak bekerja. Ingat, SPM dan indikator program ini juga dibutuhkan oleh OPD maupun pihak eksternal,” tegasnya.
Lebih lanjut, Wastiti menjelaskan bahwa melalui APBD Perubahan, Dinkes OKU Timur mengalokasikan anggaran khusus bagi Puskesmas Pengandonan. Alokasi ini diarahkan untuk mendukung pencapaian SPM di bidang kesehatan, mengingat capaian Puskesmas Pengandonan masih relatif rendah dan perlu ditingkatkan.
Dalam periode evaluasi, Puskesmas Pengandonan telah melaksanakan sejumlah program prioritas, antara lain:
pengendalian penyakit menular,
pencegahan penyakit tidak menular,
peningkatan kualitas kesehatan lingkungan,
penanggulangan kejadian luar biasa (KLB).
Kegiatan tersebut diwujudkan melalui surveilans epidemiologi, deteksi dini, respon cepat terhadap potensi wabah, peningkatan cakupan imunisasi, pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pemantauan kualitas air dan sanitasi lingkungan.
Selain itu, dilakukan pula koordinasi lintas sektor untuk mengendalikan faktor risiko penyakit dan mitigasi dampak lingkungan terhadap kesehatan.
Evaluasi menunjukkan adanya progres positif, di antaranya penurunan angka kasus penyakit tertentu, peningkatan cakupan imunisasi, serta bertambahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat.
Namun, masih ada sejumlah tantangan, seperti keterbatasan sumber daya manusia, sarana prasarana kesehatan lingkungan yang belum merata, serta adanya wilayah rawan KLB.
Ke depan, Puskesmas Pengandonan akan memperkuat kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan, mendorong inovasi program, memanfaatkan data surveilans berbasis teknologi, memperluas jejaring kemitraan, serta memastikan keberlanjutan pencapaian indikator sesuai target.
Menutup arahannya, Wastiti mengajak seluruh jajaran untuk menjadikan hasil Monev sebagai momentum introspeksi sekaligus dorongan semangat.
“Mari kita bekerja dengan data yang akurat, strategi yang tepat, dan kolaborasi yang kuat. Capaian kita adalah cermin kinerja kita. Dengan kerja sama dan komitmen bersama, saya yakin semua target dapat kita wujudkan demi kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pengandonan yang lebih baik,” pungkasnya. (®)
Discussion about this post